SCC Showtime @ Pawai Budaya OMB UKSW 2010

SCC Showtime @ Pawai Budaya OMB UKSW 2010
Hadirilah dan Saksikanlah

SELAMAT DATANG

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SALATIGA CARNIVAL CENTER - WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL

------hacked-------




Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Logo Resmi SCC

Rabu, 07 Oktober 2009

Showtime SCC 1 - Kompas


Menyusul Jember, Jawa Timur, dan Solo, Jawa Tengah, Kota Salatiga juga akan menggelar karnaval bertajuk ”World Culture Fashion Carnival” pada Minggu (19/4) siang. Presiden Direktur Salatiga Carnival Centre Theodrus Gary Natanael, Jumat (17/4), mengungkapkan, sebanyak 200 peserta akan memeriahkan karnaval busana yang sebagian besar menggunakan produk daur ulang dari sampah itu. Karnaval akan menampilkan delapan tema, yaitu pendidikan, olahraga, ”dapur”, pegunungan, wayang, candi, bawah laut, serta harajuku. ”Kami ingin menjadikan Salatiga sebagai kota wisata karnaval kedua setelah Jember. Meski menggunakan produk daur ulang, konsep fashion-nya tetap diutamakan,” ungkapnya. (GAL)

Showtime SCC 1 - The Jakarta Post


Salatiga Carniva: About 200 students wearing numerous unique customs from plastic and various trash material join the Salatiga Carnival in Central Java on Sunday. The event was part of celebrations for Earth Day, which falls on April 22. JP/Suherjoko

Sejumlah peserta Salatiga Carnival Center (SCC) menari dengan mengenakan berbagai macam kreasi pakaian yang terbuat dari barang bekas dan dedaunan, di jalan Kota Salatiga, Jateng, Minggu (19/4). SCC bertema "Fashion On The Street 1 Km" itu diikuti sekitar 200 peserta. FOTO ANTARA/Anis Efizudin/tom/09

Rangkaian Kegiatan Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Baru Tahun 2009

Salah satu agenda dalam Program Pengenalan Mahasiswa Baru (PPMB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tahun 2009 adalah kegiatan Pengabdian Masyarakat yang digelar Kamis, 20 Agustus 2009. Rangkaian acara yang diselenggarakan meliputi kegiatan donor darah, bersih-bersih kota, pawai budaya dan kunjungan ke panti asuhan. Semua mahasiswa baru mengikuti kegiatan ini setelah sebelumnya dibagi menjadi 4 kelompok kegiatan.

Donor darah

Sejak pukul 08.30 mahasiswa baru sudah mulai memenuhi halaman parkir depan UKSW untuk mengikuti kegiatan donor darah. Bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Salatiga dan Fakultas Ilmu Keperawatan UKSW, sekitar 300 mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dari PMI dikerahkan 10 tenaga kesehatan untuk mendukung acara, selain itu 7 mahasiswa didampingi dr. Jodelin Muninggar dari Fakultas Ilmu Keperawatan juga hadir untuk melancarkan aksi donor darah ini.

Sebelum mendonorkan darahnya, mahasiswa harus melalui tahap pemeriksaan awal kesehatan. Pada tahap ini mahasiswa diukur tekanan darahnya, golongan darah, berat badan dan keadaan kesehatannya saat ini. Mahasiswa yang baru saja sembuh dari sakit atau pasca operasi tidak boleh menyumbangkan darahnya. Nampak antrian mahasiswa yang menunggu diperiksa kesehatannya atau diambil darahnya.

Menurut Bapak Sumanto, salah seorang rekan dari PMI Kota Salatiga, kegiatan donor darah yang diadakan di UKSW kali ini merupakan yang terbesar di Salatiga. Jika biasanya hanya sekitar 120 orang yang mendonorkan darahnya dalam setiap event, pada kesempatan kali ini lebih dari 150 mahasiswa yang ambil bagian menyumbangkan darahnya. Darah lengkap hasil donor darah kali ini nantinya akan menjadi persediaan darah PMI kota Salatiga, khususnya dalam menghadapi bulan puasa.

Bersih-bersih kota

Pada hari yang sama, diadakan juga kegiatan bersih-bersih kota yang dilaksanakan di 14 titik di kota Salatiga dan 1 titik di luar Salatiga dengan melibatkan Dinas Tata Kota Salatiga. Sejak pukul 08.30 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok bersih-bersih ini sudah berkumpul memadati lapangan basket. Berbagai alat kebersihan disiapkan mahasiswa seperti sapu lidi, pengki sampah sampai keranjang sampah.

Lebih dari 16 truk disiapakan panitia untuk membawa mahasiswa menuju 15 titik yang dijadikan sasaran kegiatan bersih-bersih kota. Secara bertahap mahasiswa diberangkatkan menuju tempat kegiatan. Beberapa tempat menjadi sasaran kegiatan ini seperti: perumahan Domas, daerah Kemiri III, daerah Bugel, daerah Argomulyo sebanyak 3 titik dan daerah Tingkir sebanyak 3 titik. Di lokasi yang telah ditentukan, mahasiswa baru melakukan aksi bersih-bersih jalan dan sungai dengan menggunakan peralatan yang ada. Setelah itu, mahasiswa baru dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah Ngroggo untuk melihat secara dekat bagaimana kehidupan pemulung.

Pawai budaya

Kegiatan lain yang menjadi agenda Pengabdian Masyarakat adalah pawai budaya yang bertajuk “Satya Wacana Carnival”. Acara yang dimulai sekitar pukul 13.00 ini melibatkan sekitar 1700 orang yang melewati rute pintu masuk UKSW – Jalan Diponegoro – Jalan Jenderal Sudirman – Jalan Sukowati dan beakhir di lapangan Pancasila. Dengan tema “Eins Fur Indonesia, Eins Fur UKSW” (Satu untuk Indonesia, Satu untuk UKSW), kegiatan ini ikut melibatkan kelompok drumband dari SD Kristen 04, SD Kristen 03 Eben Heazer dan SD Marsudirini. Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan dari Salatiga Carnival Center, Solo Batik Carnival 2 dan Drum Blek Pancuran.

Karnaval ini terbagi dalam 10 defile meliputi kemiskinan, korupsi, HAM dan pelanggaran hukum, illegal logging, global warming, musik, robot, teknologi informasi, militer dan pendidikan. Masing-masing defile digambarkan secara kreatif oleh mahasiswa lewat kostum yang dikenakan. Berbagai limbah dimanfaatkan sebagai kostum karnaval. Botol plastik bekas dengan berbagai ukuran disulap menjadi pakaian robot yang diberi warna perak dan aneka jenis senjata dengan warna hitam yang menjadi kostum militer. Dari kardus bekas, kain berwarna-warni dengan aneka motif dan aneka daun; mahasiswa membuat beraneka bentuk kostum untuk masing-masing defile yang mengundang decak kagum masyarakat. Nampak disini kreativitas mahasiswa dalam memanfaatkan limbah bekas dan menggambarkan masing-masing tema yang dibawakan. Di depan hadapan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Umbu Rauta, S.H.,M.Hum dan Ibu walikota Salatiga beserta beberapa pejabat Kodim, peserta pawai menggelar pertunjukan singkat sebelum akhirnya membubarkan diri di lapangan Pancasila.

Kunjungan ke panti asuhan

Kegiatan lain yang ikut mewarnai agenda Pengabdian Mahasiswa adalah kunjungan ke panti asuhan. Kegiatan yang dimulai sekitar pukul 14.00 ini mengambil tempat di 7 panti asuhan yang ada di Salatiga meliputi: Panti Asuhan Taman Harapan, Panti Asuhan Aisyah, Panti Asuhan Woro Wiloso, Panti Asuhan Wiloso Tomo, Panti Asuhan Sion, Panti Asuhan Muhammadiyah dan Panti Asuhan Bakti Luhur. Jarak dari kampus UKSW ke panti asuhan ditempuh mahasiswa dengan berjalan kaki, khusus untuk kelompok yang menuju ke panti asuhan Sion disediakan angkutan umum karena jaraknya yang jauh.

Kegiatan seperti permainan, bernyanyi bersama, makan bersama, unjuk bakat dan pembagian hadiah yang disediakan sendiri oleh mahasiswa baru dilakukan di semua panti asuhan yang dikunjungi mahasiswa. Berbagai jenis permainan digelar mahasiswa untuk menjalin keakraban dengan anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Umumnya yang tinggal di panti asuhan adalah anak-anak mulai dari bayi sampai anak sekolah menengah umum (SMU), dan mereka merespon baik kegiatan yang diadakan mahasiswa di sana. Dari kegiatan ini, diharapkan antar mahasiswa baru bisa lebih mengakrabkan diri dan bisa belajar bersosialisasi selain untuk mengenalkan lingkungan panti dan mengakjak mahasiswa untuk lebih berempati dengan keadaan di sekitarnya (upk_bphl).

Karnaval Warnai PPMB UKSW 2009 bekerja sama dengan Salatiga Carnival Center


Hari keempat Program Pengenalan Mahasiswa Baru (PPMB) 2009 tidak seperti tahun lalu. Kamis itu, 20 Agustus 2009, lautan manusia tumpah ruah di lapangan sepak bola Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Para mahasiswa baru mengenakan berbagai macam bentuk kostum, warna dan aksesoris yang sangat unik. Matahari sedang terik-teriknya. Jam menunjukkan pukul 13.00.

Di antara kerumunan itu terlihat ada rombongan yang mengenakan pakaian marching band lengkap. Ada pula yang mengenakan pakaian bekas dari daun-daun kering, rumbai-rumbai warna-warni, dan berbagai aksesoris pendukung kostum mereka. Dan ada juga yang membawa spanduk atau tulisan-tulisan, seperti “Hutan bukan bisnis” dan sebagainya.

Itulah salah satu dari rangkaian panjang PPMB 2009 yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. PPMB tahun ini diwarnai dengan pawai keliling Salatiga. Para peserta mengenakan kostum unik yang merupakan bentuk visualisasi dari sepuluh tema, yaitu robotik, teknologi informasi, hak asasi manusia, kemiskinan, pemanasan global, pembalakan liar, pendidikan, musik, korupsi, dan militer.

Penanggungjawab karnaval tersebut adalah Theodurus Natanael, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Karena kesibukannya, saya hanya berkesempatan mewawancarai Theo via Facebook dan SMS.

Theo mengungkapkan bahwa kesepuluh tema tersebut ditentukan oleh Yakub Adi Krisanto, Koordinator Pengabdian Masyarakat Seksi Acara PPMB 2009. Kegiatan ini digarap lewat kerjasama dengan Salatiga Carnival Centre (SSC), dimana Theo sendiri tergabung di dalamnya. Mulai dari konsep kostum hingga pelaksanaan ditangani oleh SSC.

“Tujuan sendiri dari pawai sebenarnya membangun kreativitas mahasiswa UKSW menjadi lebih baik dan semakin maju. Kalau bagi Salatiga Carnival Center ini akan meningkatkan pariwisata dan perekonomian masyarakat melalui karnaval karena kami berharap kota Salatiga sebagai kota wisata fashion karnaval kedua di Indonesia,” tulis Theo via Facebook.

Tema yang telah ditentukan, dibuat visualisasinya dalam bentuk ikon, yang telah ditampilkan pada hari pertama PPMB, Senin 17 Agustus 2009. Selain mempertunjukkan kostum mereka, dalam karnaval itu mereka juga memperlihatkan aksi teatrikal yang berhubungan dengan sepuluh tema itu. “Intinya, militer melakukan kerusakan di berbagai aspek kehidupan, kemudian global warming, yang digambarkan seperti gagak ataupun malaikat pencabut nyawa, mulai mencabut nyawa tujuh ikon lainnya. Namun, HAM membangkitkan kembali tujuh ikon itu,” kata Prasetyo S.M. Lisaputra, peserta karnaval dengan kostum global warming.

Karnaval tersebut mengambil rute mulai dari kampus UKSW, Jalan Diponegoro, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Letjen Sukowati, hingga Lapangan Pancasila. Rombongan mahasiswa baru berarak bersama kelompok marching band SD Kristen 4, SD Kristen 3, SD Marsudirini 78, kelompok pakaian adat, Solo Batik Carnival 2, dan Drumblek Pancuran.

Seluruh jalan menuju Pancasila otomatis tertutup oleh banyaknya warga yang ingin menyaksikan karnaval ini. Bahkan para pengguna kendaraan bermotor harus rela memarkir kendaraannya agak jauh dari lapangan, dan berjalan kaki sampai ke sana. “Yah… Mau bagaimana lagi? Emang panas, dan harus berdesak-desakan buat sampai ke Pancasila. Tapi saya penasaran untuk nonton karnaval ini sampai selesai,” kata Nisa, salah satu warga setempat.

Karnaval ini memang dibuat dalam rangka penyambutan mahasiswa baru UKSW, sekaligus memeriahkan HUT kemerdekaan Indonesia. “Berhubung Pemerintah Kota Salatiga tidak membuat acara apa-apa, ya sekalian aja sama acara PPMB ini,” ungkap Prasetyo, yang mengenakan ikon pemanasan global.

Press Release Showtime SCC 1

Salatiga Carnival Centre ( atau disingkat SCC ) merupakan sebuah karnaval berkelas dunia. SCC diselenggarakan hari minggu, 19 April 2009 di kota Salatiga dengan mengangkat tema World Culture Fashion.

Theodrus Gary Natanel selaku President Directur SCC turut mengundang para wartawan dan photografer dari dalam dan luar negeri untuk hadir dan ikut serta dalam peliputan kegiatan Salatiga Carnival Centre.

Sebelum diadakannya Salatiga Carnival Centre maka pada bulan Maret hingga April 2009, panitia akan mengadakan lomba fashion on the street 1 km yang akan menampilkan 8 tema busana ( masing - masing tema berjumlah 50 orang ) yang akan diadakan di tiga lokasi wisata kota salatiga. Pendaftaran dibuka pada tanggal 01 hingga 22 Maret 2009.

Lomba Fashion on the Street diadakan dalam 3 babak, diantaranya :

Babak pertama : Presentasi kostum peserta lomba pada hari minggu, 01 Maret 2009, bertempat di Pendopo mbah Salam Salatiga (Jalan Jenderal Sudirman nomor 123 Salatiga).
Babak kedua : Penyisihan peserta lomba secara individu, pada hari minggu, 29 Maret 2009, bertempat di Laras asri resort and spa.
Babak ketiga : Penyisihan peserta lomba secara group, pada hari minggu, 29 April 2009, bertempat di Atlantic dream land water boom.
Panitia juga menyiapkan hadiah lomba fashion on the street 1 km yang spektakuler, seperti : Trophy dan uang pembinaan walikota Salatiga | Trophy panitia penyelenggara | Bingkisan sponsor | Kontrak ekslusif Salatiga Carnival Goes to International | Tour bersama Salatiga Carnival Centre.

Karnaval tersebut menampilkan 8 tema busana, diantaranya :

Education : Sebagai Kota pendidikan yang mempunyai kampus terbesar dan terbaik di Jawa Tengah mencitrakan Kota Salatiga sebagai kota yang mempunyai pandangan masa depan pendidikan yang pasti. Dengan kekhasan warna hitam dan biru tua sebagai kekuatan kostumnya.
Sport : Sebagai Kota Olahraga yang telah meraih banyak kejuaraan di tingkat Nasional maupun International. Dengan nuansa warna pelangi sebagai ciri khasnya.
Kitchen : Sebagai kota perdagangan dan wisata kuliner pertama yang menyajikan seluruh masakan nusantara membawa Kota Salatiga semakin sering dikunjungi karena makanan khasnya. Dengan nuansa warna coklat sebagai ciri khasnya.
Mountain : Sebagai kota yang dikelilingi oleh pegunungan dengan hawa yang sejuk dan indah, menjadikan inspiration kostum carnivali. Dengan nuansa warna hijau, merah, dan emas sebagai ciri khasnya.
Wayang : Sebagaiidentitas budaya Indonesia khususnya Jawa yang telah diwariskannya sejak jaman dahulu, dengan tidak meninggalkan batik yang dikolaborasikan dengan nuansa warna merah dan hitam sebagai identitas kekhasan kostum.
Candi : Sebagai kekuatan pesona Indonesia yang telah dimilikinya dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi tertua di Kalimantan. Dengan nuansa warna hitam keabu-abuan sebagai ciri khasnya.
Undersea : Kekuatan bawah laut merupakan ciri khas Indonesia yang memiliki sebagian besar wilayahnya adalah Lautan. Dengan nuansa warna biru sebagai ciri khasnya.
Harajuku : Kekuatan Japanesse Style telah menghipnotis generasi muda di seluruh dunia.Dengan nuansa warna perak, hitam, putih sebagai ciri khasnya.